Al-Samâ‘ Menurut al-Ghazâlî (Ditinjau dari Aspek Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi)
Enjis Saputra
Al-Samâ‘ Menurut al-Ghazâlî
(Ditinjau
dari Aspek Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi)
Penulisan skripsi ini untuk
memperjelas konsep tentang musik menurut Al-Ghazâlî. Dengan jelasnya konsep
musik, kita dapat dengan jelas menyikapi musik yang memang banyak kita temukan
dalam kehidupan kita.
Al-Ghazâlî
mendefinisikan al-samâ‘ sebagai
nyanyian religius yang dapat menggerakkan dan membangkitkan hati. Nyanyian
menurutnya adalah suara yang merdu dan suara yang merdu itu terbagi menjadi
dua, yaitu suara merdu yang dapat dipahami seperti syair (puisi atau lirik)
yang keluar dari pita suara manusia. Suara yang tidak dapat dipahami seperti
suara yang keluar dari pita suara hewan seperti kicau burung dan lain-lain,
termasuk suara benda keras yaitu alat musik. Dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud al-samâ‘ dalam
penelitian ini adalah aktivitas mendengarkan musik atau nyanyian (syair-syair)
dengan musik atau tanpa alat musik yang bercorak religius sebagai upaya
penyucian jiwa.
Secara ontologis al-Ghazâlî menjelaskan bahwa al-samâ‘ialah
nyanyian yang dinikmati pendengarnya, dapat dipahami dan menggerakkan hati
pendengar. Ia memandang al-samâ‘ sebagai kesenian yang tidak hanya
bersifat material, tetapi juga memunyai fungsi spiritual.
Secaraepistemologi al-samâ‘ialah bentuk al-samâ‘, baik
sebagai notasi maupun nyanyian, tidak hanya terdapat pesan-pesan tentang
keindahan, tetapi juga menyimpan pesan tentang kecintaan kepada Tuhan.Inilah
yang membedakan dari seni musik lainnya, yang hanya menyimpan makna keindahan
semata.
Secara aksiologis al-samâ‘ menyimpan
makna-makna tersirat tentang kerinduan kepada Tuhan. Makna tersebut nanti yang
akan dipahami dan menggoncangkan hati pendengar hingga sampai pada titik musyâhadah
dan mukâsyafah.
Posting Komentar untuk "Al-Samâ‘ Menurut al-Ghazâlî (Ditinjau dari Aspek Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi)"